Friday, October 12, 2018

Hujan- hujanan sambil makan sambel di Gunung Kerinci


Hello fellas!! Sudah lama tidak bercerita karena rasanya kalo sampe rumah pelukan sama guling jauh lebih asik dibandingkan megang laptop. Ok! Kali ini saya mau becerita tentang petualangan saya di Kerinci.

Jadi, awalnya ga niat amat untuk pergi ke Kerinci karena menurut saya gunung ini ga terlal menarik. Tapi setelah denger cerita sana sini kayana asik juga nih dengan medan yang terkenal luar biasa gila. Lalu sebulan sebelumnya akhirnya meniatkan diri untuk pergi. So here we go.......................


DAY  1 JAKARTA- KERINCI

Petualangan ini berawal dari flight saya dari Jakarta- Jambi (05:45 WIB) untuk transit dan melanjutkan flight ke Depatiparbo- Kerinci yang hanya ada 1 kali setiap harinya (08:50 WIB). Kenapa saya ga flight ke Padang? Karena saya tidak mau menghabisan energi saya diawal perjalanan dengan duduk di mobil selama 7 jam dari Padang ke Jambi. Memang akan sedikit lebih mahal tapi percayalan dengan itinerary seperti ini kamu akan jauh menghemat waktu dan tenanga, jadi bisa start mendaki dengan kondisi prima dipagi hari keesokan harinya.



Sesampainya di Airport Kerinci yang benar- benar hanya sepetak sabun, saya agak bingung karena tidak ada transportasi yang menuju Keresik Tuo langsung kecuali kamu memesan travel atau rental mobil sebelumnya, tapi karena saat itu waktu libur saya lumayan panjang dan sudah dapat info dari porter saya kalo dari airport ada ojek yang ke pasar sungai penuh dan dari situ naik angkot langsung ke keresik tuo jadi saya tidak rental mobil karena harganya lumayan mahal (12x lipat dari cost jika kita naik ojek dan ngangkot).

Sesampainya di Keresik Tuo saya dijemput oleh Bapak Tumin, porter yang sudah kami hubungi dari 2 minggu sebelum kita datang, dulu saya paling ogah pake porter, asumsi saya daripada bayar porter mendingan uangnya dipake buat beli oleh- oleh atau buat ongkos buat trip selanjutnya. Tapi sekarang saya berfikir lain, dengan menggunakan porter/ guide lokal, secara tdak langsung hal tersebut membantu perekonomian masyarakat setempat, dan tentu saya kita tidak usah repot mengambil air, cuci alat masak, atau bawa logistik yang cenderung berat, jadi bisa lebih menikmati perjalanan.

Bapak Tumin sangat welcome sekali dengan kami dan kami diajak kerumahnya untuk menginap dan beristirahat dirumahnya. Sambil istirahat kami mulai membicarakan perjalanan ke Kerinci, saya sangat khawatir karena terakhir saya naik gunung sudah 5 bulan lalu (itupun hanya lari- lari di gunung Batur) dan mengingat Kerinci gunung ke-2 tertinggi di Indonesia . Jadi saya request sama Pak Tumin untuk mendaki jam 7 pagi dengan durasi 3 hari, lalu pak Tumin dengan santainya sambil ngopi ngomong “Ga kelamaan? Saya yakin kaki model kalian 2 hari juga nyampe”. Saya dan Luke hanya saling tatapp dan nelen ludah. Kalo memang sanggupp 2 hari artinya saya menghemat sangat banyak waktu, disisilain kejang- kejang nih betis kebut gunung 3805 mdpl. Setelah obrolan panjang akhirnya kami memutuskan untuk setuju dengan saran pak Tumin.

DAY  2 LETS HIT KERINCI

Dari rumah pak Tumin kami diantar oleh ojek ke pintu rimba. Pukul 06:30 kamu memulai pedakian. Cuaca diawal pendakian cukup cerah, first impression dari Gunung ini adalah sangat menggambarkan hutan hujan tropis khas Indonesia sekali dan baru kali ini saya naik gunung dan sering banget ketemu sama hewan, harus saya akui barung- burung di kerinci sangat unik dengan spesies yang beragan dan juga lucu- lucu, makanya banyak banget bird watcher dari luar yang bela- belain ke sini cumat buat nontonin burung. Singkat cerita waktu tempuh di hari pertama seperti berikut;
Pintu rimba- Pos 1           : 30 menit
Pos 1- Pos 2                     : 30 menit
Pos 2- Pos 3                     : 40 menit
Pos 3- Shelter 1               : 1 Jam 10 menit
Shelter 1- Shelter 2         : 2,5 Jam
Shelter 2- Shelter 3         : 1,5 Jam


Kondisi cuaca saat kami mendaki sangat ga asik, becek, lumpur setengah betis, ga ada jalan yang enak, medannya luar biasa sekali dan saya Cuma bisa bilang “Shit! Damn! Shit!” hujan dari shlter 1 ke shelter 2. Menuju shelter 3 makin ngeselin karena saya bawa carrier 50L ini lumayan PR banget karna harus jongkok- berdiri- jongkong sambil jalan dengan kondisi lumpur dan jalur air. Luke orang paling kerepotan mengingat postur tubuhnya lumayan tinggi.

Manusia paling ekspresif se-Kerinci

Kami memutuskan untuk berkemah di Shelter 3 sebelum besok subuh summit attack. Sesampainya di shelter 3 kami bergegas dan mulai masak dengan insiden rambut saya KEBAKAAARRRR!!! Siaaall! Saya tidak mengiakt rambut saya karena basah kuyub dan saya urai dengan asumsi akan kering lebih cepat. Namun nasib berkata lain. Setelah insiden itu karena saya ga betah akhirnya saya gunting rambut ditempat dengan gunting victorinox HAHAHAHAHAHA.



DAY  3 SUMMIT ATTACK
Pukul 4:00 kami bergegas untuk ke puncak. Cuaca lumayan cerah berbintang, namun ditengah perjalanan kabut mulai turun, tapi sepanjang perjalanan saya berdoa dipuncak cerah. Perjalan menuju puncak menurut saya tidak terlalu sulit, biapun berpasir namun pasir di gunung kerinci tidak seringkih Semeru, banyak pijakan kokoh.


Setibanya di puncak saya tidak mendapaptkan cuaca terbaik. Tapi lumayan lah untuk kondisi cuaca kerinci yang tidak bisa ditebak. Sesampainya dipuncak sepertibiasa ritual saya selalu masak air panas dan minum teh dipuncak dan tentu saya sarapan sereal dengan susu HAHAHAHAHA.


Gunung ini meninggalkan kesan yang menarik buat saya, selain salah satu seven summit, memori yang terbentuk juga sangat indah, baru kali ini saya mendaki gunung tanpa ada rasa kesal entah itu cape atau ada faktor yang buat saya BT, bahkan hujan- hujunan dan kaki terendam lumpur aja masih buat saya ketawa- ketawa sambil nyanyi- nyanyi. Kalo bicara tentang panorama dibilang indah juga menurut saya biasa aja, justru saya lebih suka panorama dikaki gunungnya, cuma memang memacu adrenalin dan menguji kesabaran sekali HAHAHAHA.


Dan hal yang paling saya senang adalah Pak Tumin, beliau sudah lama menjadi guide/ porter. Baik, sangat membantu, kritis, wawasanya luas, humoris, bukan orang yang tricky & money oriented dan tentu saya seorang bapak yang baik. Terlihat dari keharmonisan keluarga beliau. Selama kami disana saya merasa menjadi bagian keluarga beliau, istrinya? Jangan ditanya! Setiap hari masakin saya sambel yang luar biasa enak banget yang ga pernah saya dapetin di tanah jawa! Makan nasi pake sambelnya aja buat saya pengen nangis sangkin enaknya (sumpah! Agak lebay tapi asli sih! Juara!!!!). Jadi, kalo kalian cari porter/ guide kerinci PAK TUMIN HIGHLY RECOMMENDED!

Perjalan ini memberi kenangan manis yang baru dihidup saya. Bertemu dengan masyarakat lokal, makan pisang goreng di warung pinggir jalan sambil ngelawak yang lawakkannya crunchy banget sampe minum teh talua pinang sampe eneg. Pesan saya hanya satu jika ke gunung kerinci ,jangan lupa untuk selalu SHOP LOCAL! *cheers*

RINGAKSAN:
Rumah- Soetta, Grab                    : Rp. 120.000
CGK-Kerinci                                  : Rp. 1.500.000
Kerinci- Sungai penuh, Ojek           : Rp. 20.000
Sungai penuh- Kerinci, Angkot       : Rp. 15.000
Rumah pak Tumin- Pintu rimba       : Rp. 15.000
Tiket masuk                                  : Rp. 10.000 (Rp.5000/ hari)
Pintu rimba- rumah pak Tumin     : Rp. 15.000
Porter                                        : Rp. 300.000/ hari

>>>>> NO TELP PAK TUMIN 0853-7848-2978 <<<<<<

Friday, March 2, 2018

Wild Life Toursim at Africa Van Java

Afrika, sebuah benua yang selalu identik dengan epicnya wild life dan savana yang luas, meguning dan pegunungan tinggi yang jarang tersentuh. Afrika menjadi salah satu top list di bucket list "place to go before I die". 

Picture source: wisata-banyuwangi.com

Januari 2018 saya berkesempatan untuk datang ke Banyuwangi, selain untuk melihat  EKSOTISNYA KAWAH IJEN saya berniat untuk bertolak ke ujung timur pulau jawa yang terkenal sebagai Africa Van Java. Sebagai pecinta savana motivasi saya sejak kuliah berkunjung ke Banyuwangi adalah ke Taman Nasional Baluran karena melihat beberapa refrensi dari cerita traveler yang punya memori epic ke Baluran.

Kawasan TN Baluran terletak di Kecamatan Banyuputih, Kabupaten Situbondo, Propinsi Jawa Timur. Pergi ke Baluran sangatlah mudah, akses jalan yang ditempuh sangat jelas terlihat di GPS. Sebelum matahari naik ke tengah saya pergi ke Baluran dengan cuaca yang cukup mendung, agak khawatir sih karena saya takut sampai sana malah hujan dan ga bisa lihat apa- apa. Perjalanan ke baluran dari tengah kota Banyuwangi memakan waktu kurang lebih 1 jam dengan kendaraan (yang disewa secara) pribadi. 

Sesampainya di pintu masuk Taman Nasional Baluran, saya melihat pos yang tidak terlalu dijaga ketat, hanya ada petunjuk arah "KANTOR dan TIKET MASUK TNB". 
  • Harga tiket masuk pada weekdays
    Wisatawan Domestik : Rp.15.000/ orang sedangkan Wisatawan manca negara : Rp. 150.000/orang
  • Harga tiket masuk weekend atau hari libur nasional
    Wisatawan Domestik : Rp. 17.500 sedangkan Wisatawan manca negara : Rp. 225.000
  • Tarif parkir kendaraan:
    Motor : Rp. 5.000, Mobil 4 : Rp. 10.000.00, dan Bus : Rp. 50.000

First Impression saya ketika masuk kantor adalah "WOW!" petugasnya sangat informatif, harga tiketnya murah dan yang saya suka tiketnya official dan dibuat memang NIAT! Jadi dari design sampai bahan kertas yang digunakan sangat berkualitas dan yang paling penting TIDAK ADA PUNGLI! Kita hanya bayar satu kali di office dan kita bisa explore kawasan wisatawan yang ada di TNB.

Dengan luas yang cukup besar dengan objek penelitian yang cukup banyak Taman Nasional Baluran merupakan kawasan pelesatarian alam yang mempunyai ekosistem asli, dikelola dengan sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, pariwisata, dan rekreasi. Jadi biarpun sangat besar pengunjung yang dikategorikan sebagai turis tidak bisa masuk ke zonasi yang hanya bisa dilakukan untuk penelitian.

Ada 2 tempat utama yang bisa kita kunjungi sebagai wisatawan di TNB yaitu "Padang savana Bekol" dan "Pantai Bama". Perjalan ke savana bekol cukup jauh, dari pintu masuk kita harus menempuh jarak kurang lebih 12 km dan +3km ke pantai Bama dengan kondisi jalan rusak.

source: situbondo.eastjava.com

Selama perjalanan saya disuguhkan dengan pemandangan hutan dengan kupu- kupu warna warni yang banyak sekali (saya belum pernah melihat gerombolan kupu- kupu sebanyak di Baluran) dan juga hutan yang cukup leba tepatnya ketika saya berada di "Evergreen Forest" .

Evergreen Forest dan Kondisi jalan sampai ke savana

Sesampainya di savana saya sangat takjub melihat savana yang hijau, bersih, dan luas sekali dengan latar belakang gunung Baluran. Luar biasa! Luas savana Baluran ini mencapai sepertiga dari luas keseluruhn taman nasional, yaitu 10.000 hektar dan menurut data savana si Baluran ini adalah savana terluas yang dimiliki Pulau Jawa.



Biarpun mendung saya bersyukur karena saat itu tidak hujan dan masih ada matahari.


Baluran menurut saya dikelola dengan baik, terlihat dari beberapa hal yang diatur dan disusun secara estetik namun tidak meusak atau mengubah struktur alami dari Taman Nasional itu sendiri. Salute!!


Salah satu fauna yang ada di Baluran adalah banteng (Bos javanicus), kerbau liar (Bubalus bubalis)

Selain itu, rusa (Cervus timorensis) juga kijang (Mutiacus muntjak) merupakan fauna yang akan sangat mudah ditemukan di savana ini.

Betapa senanganya saya ketika melihat segerombolan mahluk lucu ini yang bebas berkeliaran di tempat ini. 


3km dari savana bekol saya bertolak ke pantai Bama, sejujurnya sih ini pantai mangrove kalau saya lihat, karena pantai ini tergolong tidak bisa untuk berenang, alasannya selain monyet- monyet disini menggila dan pantainya banyak tumbuhahan dengan air dangkal dan juga banyak mangrove. Namun jika kalian mau snorkling ada spot yang bisa kalian tempu dengan perahu yang sediakan oleh Taman Nasional ini. Kalian bisa cek di website resmi TNB.

Pantai Bama. Jangan sekali- sekali meninggalakan barang- barang apapun, karena kalau monyet- monyet ini pengen ngemil kamu harus effort kejar- kejaran sama monyet dan mungkin sampai manjat ke pohon untuk ngambil barang kalian. Terbukti ketika saya kesana ada seorang pengunjung yang menurut saya cukup ceroboh, menghiraukan sekeliling hanya untuk selfie. 



TIPS SAAT BERKUNJUNG KE TAMAN NASIONAL BALURAN.


1. Waktu Berkunjung
Jam buka kunjungan pada pukul 07.30 – 16.00 wib setiap harinya.
Berkunjung saat musim panas musim ini adalah ] golden time dimana kamu akan melihat langit biru cerah dan savana yang kuning mengering, Sangat Afrika
- Musim kawin rusa sekitar bulan Juni s.d. Juli
- Musim kawin merak sekitar bulan Agustus s.d. September
- Cuaca musim hujan sekitar bulan Januari s.d. April
- Cuaca musim panas sekitar bulan Mei s.d. Desember

PS: Jika kamu mau melihat surise disini kamu bisa melakukan konfirmasi terlebih dulu sehari sebelumnya ke nomor 082332213114 (Trihari staf humas dan pelayanan pengunjung) dan melaporkan ke petugas security ketika masuk pintu gerbang.

2. Gunakan Kendaraan Pribadi
Taman Nasional TIDAK menyediakan kendaraan untuk berkunjung, tapi petugas setempat biasanya bisa membantu kalian jika kalian membutuhkan ojeg atau mobil untuk masuk kedalam. Namun ada baiknya kalian menyewa/ membawa kendaraan pribadi.

3. Patuhi Tanda/ Rambu dan Kurangi Interaksi Dengan Hewan
Ingat!!!! Ketika kamu datang kawasan dengan kategori WILD LIFE TOURISM kamu harus lebih bijaksana dalam berprilaku. Jangan memberi makanan pada hewan! Jangan berusaha untuk berinteraksi dengan hewan secara berlebihan menganggap hewan yang ada disana seperti hewan peliharaan atau jinak seperti di Taman Safari.
Selain itu, jangan masuk ke zona penelitian! Kalian akan sangat jelas melihat tanda bahwa ada area yang bisa kalian masuki atau tidak. Jadi BACA dan PERHATIKAN.

4. Bird Watching
Dan dikawasan tama nasional ini ada tower yang kamu bisa gunakan untuk bird watching kamu bisa kordinasi dengan petugas setempat. Ada ± 196 jenis burung di TN Baluran jenis-jenis yang mudah untuk dijumpai antara lain adalah merak hijau (Pavo muticus), ayam hutan merah (Gallus gallus), ayam hutan hijau (Gallus varius), kangkareng (Anthracoceros convexus) dan rangkong (Bucheros rhinoceros).

5. Tempat Tinggal
Jika kamu mau merasakan sensasi yang baru dalam berpetualang, kamu bisa tinggal si lodge yang difasilitasi oleh taman nasional dan lokasinya persis di depan savana bokol. Kamu bisa melakukan reservasi terlebih dahulu dan cek kamar yang sesuai dengan kebutuhan mu. Cari infonya di WEBSITE TAMAN NASIONAL BALURAN. Harganya cukup terjangkau menurut saya
.
6. Shop Local!!!!
Selalu, ini akan menjadi poin yang selalu ada di setiap trip saya. You know why Hahahahah!




Friday, February 2, 2018

MENGEJAR BLUE FIRE KE KAWAH IJEN

Gunung Ijen yang kawahnya sering banget diperbincangkan dan diperdebatkan oleh semua umat di muka bumi. Dimulai dari blue firenya yang epic sampe mata pencaharian masyarakat lokal yang ga kalah 'epic'. Ijen merupakan gunung berapi aktif dan tambang belerang terbesar di Indonesia. Tinggi gunung ini 2.799 mdpl dengan danau kawah berwarna turquoise super cantik. Sejak dulu kawah Ijen dijadilan "lapak kerja' bagi masyarakat lokal, para penambang memasuki kawah Ijen untuk menambang sulfur kuning yang keluar dari ventilasi panas. Ga cuma jadi lapak buat masyarakat tapi juga kawah ini jadi hal menarik bagi para pelancong dari seluruh dunia. Mereka biasanya bergabung dengan Ijen Crater Tour untuk melihat the legend BLUE FIRE di malam hari dan pemandangan kawah kuning berseblahan dengan turqouise yang menakjubkan.

HOW TO GET THERE.
Gunung Ijen berada di Banyuwangi. Untuk kesini dari Jakara kalian bisa pergi menggunakan flight tujuan langsung ke Banyuwangi (Garuda Indonesia/ NAM Airlines), atau bisa juga menggunakan kereta tujuan Jogja untuk transit lalu dari Jogja langsung Banyuwangi (St. Karangasem).

WHERE TO STAY.
Untuk kalian yang low budget/ backpacker, di Banyuwangi tepatnya di depan St. Karangasem ada rumah singgah yang bisa kalian bayar seikhlasnya karena memang rumah singgah ini diperuntukan untuk para pejalan yang ingin explore Banyuwangi dengan dana terbatas sekaligus jadi wadah sebagai silaturahmi. Kamar yang sediakan ada 5 kamar dengan kapasitas 1 kamar bisa samapi 4 orang. Kalo kalian ga kebagian kamar di rumah singgah, tenang aja banyak homestay mulai dari Rp. 50.000/ malam bisa diisi sampai 4 orang juga.
Jika kalian punya budget lebih dan mau tempat yang lebih nyaman, don't be worry, Banyuwangi punya hotel berbintang yang tentunya lebih nyaman misalnya Santika Hotel atau eL Royale hotel.

TRANSPORTATION.
Di Banyuwangi udah banyak GOJEK/ GOCAR jadi ga perlu khawatir. Tapi saya lebih memilih untuk menyewa motor karena lebih hemat dan mudah. Kalian bisa menyewa motor (dengan harga Rp. 75.000/24jam) di rumah singgah (St. Karangasem) karena disitu pemiliknya punya usaha penywaan motor dan homestay juga.
Untuk kalian yang tidak mau susah kalian bisa rental mobil (wajib dengan supir) dengan harga mulai dari Rp.300.000/ 8 jam.

HIKING TO IJEN MT.
Saya berkesempatan untuk mengunjungi kawah Ijen Januari 2018 ini, saya tidak mau berekspektasi akan melihat blue fire yang ramai diperbincangkan atau melihat pemandangan kawah ijen dari pinggir bibir kawah Gunung Ijen, karena seperti yang kita tahu bahwa cuacu di bulan ini kurang OK untuk naik gunung sudah 2 hari saya di Banyuwangi dan hampir setiap hari hujan dari siang sampai malam. Cuaca terbaik untuk menikmati Ijen biasanya dibulan Mei-September.

Untuk melihat blue fire kita harus pergi tengah malam dengan asumsi pukul 01.30 dini hari kita sudah harus tiba di pos pendakian. Perjalanan ke Ijen cukup berbahaya, jalannya gelap dan berliku untuk yang skill nyetirnya buruk sebaiknya berhati- hati dan pelan- pelan saja karena memang jalanan sangat gelap, menanjak, dan banyak tikungan tajam. Jika kalian minder dan merasa tidak akan sanggup dengan medan ini kalian bisa ikut open trip atau sewa mobil + driver.

Lama perjalanan tidak terlalu lama rata- rata kita tiba dibibir kawah dalam waktu 2 jam dengan jalan santai dan istirahat di check point agak lama. Jika kalian konstan terus berjalan tanpa banyak istirahat, biasanya dalam waktu 1 jam 30 menit sudah tiba di bibir kawah, medan pendakian tegolong mudah dan cocok untuk pemula. Dari bibir kawah kita harus turun lagi ke kawah dengan medan jyang jauh lebih sulit karena licin dan berbatu, belum lagi asap sulfur yang bisa buat mata kita pedih banget dan sesak nafas (ini hal yang paling saya benci). Lama perjalaann turun sekitar 45 menit,bagi pemula dan yang jarang hiking malam disini kalian harus extra hati- hati karena jalur tidak telihat jelas dan banyak jurang yang terlihat seperti jalan. BE CAREFUL OR YOU GONNA DIE! I'M SERIOUS!!!! Kalo kata orang jawa "Alon alon bae sing penting selamet".

LUCKY SEKALI! Di musim yang kurang OK ini, saya bisa melihat blue fire yang besar dan clear sekali, padahal hari sebelumnya saya cuma dapet cerita kalau blue firenya cuma sebesar api kompor.
The power of less expectation kali ya, jadi sekalinya dapet yang segede gini kegirangan.

Blue fire yang lama diperbincangkan, blue fire ini bisa terlihat jelas hanya ketika malam hari. Namun lebih baik kalian tiba disini pukul 04.00 karena biasanya para penambang menyiram api tersebut karena mereka ma menambang sulfur yang ada di area blue fire berada.

The Eternal Flame. FYI! Blue fire ini cuma ada dua di dunia loohhh menurut salah satu jurnalis (yang melakukan investigasi) blue fire ada di Indonesia (Kawah Ijen) dan Ethiopia (bukan di iceland).

Jangan lupa untuk menyewa masker khusus (seharga Rp. 25.000) karena ini sangat membantu kalian bernafas selama di kawah. Sumpah! Selama saya naik gunung kawah ini yang buat mata saya berasa kebakar dan sistem pernafasan saya asem banget kaya dicekek. Jadi jangan cuma pake masker biasa ya!


Setelah puas melihat blue fire. pukul 04.30 Saya naik ke bibir kawah lagi, ceritanya ngejar sunrise, namun sayang ternyata sunrisenya ada di belakang bukit yang tidak bisa didaki. Akhirnya saya mengelilingi bibir kawah dan ada beberapa spot yang masih bisa melihat sedikit cahaya dan negri diatas awan.

 
Jangan puas ketika bertemu bibir kawah pertama, coba sedikit all out dan habiskan tenaga kalian untuk mengitari bibir kawah, karena beberapa spot memiliki breathaking view (dengan gunug raung di depan dan baluran dibelakang) dan spot ini cukup sepi dari pengunjng, jadi kalian bisa menikmati Ijen lebih puas.



Agak mendung tapi tetap menawan dan cantik sekali. Bersyukur sekali masih dikasih view kaya gini dimusim yang ga menentu kaya gini.

Jalur mengitari bibir kawah, tidak terlalu berbahaya dan curam. Namun harus tetap hati-hati ya!

  
Karena lagi low season jadi memang tidak terlalu banyak pengunjung, ini alasan saya mengapa saya senang traveling di 'musim sepi' karena saya benar-benar menikmati alam bukan nonton lautan manusia yang kadang-kadang agak alay (re: buang sampah sembarangan, putar musik keras-keras, vandalisme, dan sejenisnya)

Sempet deg-degan katanya suhu di bibir kawah bisa sampai 5°C, while karena tidak punya preparasi untuk naik gunung yang tinggi saya cuma bawa baju olahraga seadannya.  Tapi bersyukur saat saya kesana suhu tidak terlalu dingin mungkin hanya 12-15 °C. Mungkin karena musim hujan juga jadi tidak terlalu dinggin seperti musim panas.



Oia! Grobak- grobak yang kalian liat ini berubah fungsi jadi 'taxi'  diperuntukan untuk turis-turis yang lemah tidak kuat lagi berjalan/hiking. Jadi si turis naik ke grobak yang telah diberi busa tempat duduk dan di tarik oleh para penambang belerang yang sudah ahli profesi menjadi 'supir taxi'. Tarifnya mulai dari Rp. 400.000/ orang untuk naik dan Rp. 200.000/ orang untuk turun.

 
Meskipun berjamur taxi Ijen, tapi penambang belerang masih tetap banyak dan eksis. Biasanya belerang terseut akan dikirim ke Surabaya untuk keperluan bahan baku skin care dan kosmetik. Rata-rata penambang menambang 75kg belerang dalam 3-4 kali bulak- balik kawah. Yang buat saya sedih segaligus kaget adalah belerang yang mereka tambang hanya dihargai Rp. 1000/ kg, sangat tidak sebanding dengan resiko dan beban yang mereka hadapi.

Penambang belerang kawah Ijen merupakan pekerjaan dengan resiko cukup besar dan betaruh nyawa, bayangkan saja jika harus mengangkat beban 25-30kg naik turun kawah (dengan tingat keasaman salah satu yang tertinggi di dunia) dengan medan batu licin dan asap sulfur yang sangat tajam. May God bless them dan membukakan mata, hati, dan pikiran para kapitalis yang membeli bahan baku bertaruh nyawa seharga ale-ale.


Well, perjalanan  saya ke gunung Ijen sangat menyenangkan sekali. Perjalan ini menjadi perjalan favorit saya diawal tahun 2018 ini. Semoga kalian yang berniat kesini tetap menjaga kebersihan dan tidak menggangu habitat yang ada di Gunung Ijen. Dan jangan lupa untuk selalu SHOP LOCAL!


Rincian Biaya:

Transportasi.
FROM JAKARTA
  • By Plane
    Jakarta- Banyuwangi / Jakarta- Banyuwangi
    Garuda Indonesia : start from Rp. 700.000/ pax
    NAM Air : start from 590.000/pax
  • By Train
    Jakarta- Surabaya (transit) start form Rp. 165.000 (ekonomi)
    Surabaya- Banyuwangi start from Rp. 94.000 (ekonomi)
FROM BANDUNG
  • By Train
    Bandung- Yogyakarta (transit) start from Rp. 84.000 (ekonomi)
    Yogyakarta- Banyuwangi start from Rp. 94.000 (ekonomi)
Transportasi selama di Banyuwangi
  • Rental Motor : Rp. 75.000 (lepas kunci)
  • Rental mobil : Rp. 300.000- 500.000 (sudah termasuk bensin + supir)

Akomodasi.
Rumah Singgah : Seikhlasnya
Homestay : Start from Rp. 50.000 (area st. karangasem)
Guest house: start from Rp. 150.000
Hotel: Start from Rp. 300.000

Tiket Masuk.
Akses masuk jalan arah Ijen : Rp. 5000/ motor, Rp. 10.000/ mobil
Tiket masuk Ijen : Rp. 15.000/ wisnus, Rp. 150.000/ wisman
Parkir motor : Rp. 5.000
Guide: Start from Rp. 200.000


Contact Person:
Rumah Singgah/ Sewa Motor : Mas Rahmat 0819-1391-4231