Hello fellas!! Sudah lama tidak bercerita karena rasanya kalo sampe rumah
pelukan sama guling jauh lebih asik dibandingkan megang laptop. Ok! Kali ini
saya mau becerita tentang petualangan saya di Kerinci.
Jadi, awalnya ga niat amat untuk pergi ke Kerinci karena menurut saya
gunung ini ga terlal menarik. Tapi setelah denger cerita sana sini kayana asik
juga nih dengan medan yang terkenal luar biasa gila. Lalu sebulan sebelumnya
akhirnya meniatkan diri untuk pergi. So here we go.......................
DAY 1 JAKARTA- KERINCI
Petualangan ini berawal dari flight saya dari Jakarta- Jambi (05:45 WIB)
untuk transit dan melanjutkan flight ke Depatiparbo- Kerinci yang hanya ada 1
kali setiap harinya (08:50 WIB). Kenapa saya ga flight ke Padang? Karena saya
tidak mau menghabisan energi saya diawal perjalanan dengan duduk di mobil
selama 7 jam dari Padang ke Jambi. Memang akan sedikit lebih mahal tapi
percayalan dengan itinerary seperti ini kamu akan jauh menghemat waktu dan
tenanga, jadi bisa start mendaki dengan kondisi prima dipagi hari keesokan
harinya.
Sesampainya di Airport Kerinci yang benar- benar hanya sepetak sabun, saya
agak bingung karena tidak ada transportasi yang menuju Keresik Tuo langsung
kecuali kamu memesan travel atau rental mobil sebelumnya, tapi karena saat itu
waktu libur saya lumayan panjang dan sudah dapat info dari porter saya kalo
dari airport ada ojek yang ke pasar sungai penuh dan dari situ naik angkot
langsung ke keresik tuo jadi saya tidak rental mobil karena harganya lumayan
mahal (12x lipat dari cost jika kita naik ojek dan ngangkot).
Sesampainya di Keresik Tuo saya dijemput oleh Bapak Tumin, porter yang
sudah kami hubungi dari 2 minggu sebelum kita datang, dulu saya paling ogah
pake porter, asumsi saya daripada bayar porter mendingan uangnya dipake buat
beli oleh- oleh atau buat ongkos buat trip selanjutnya. Tapi sekarang saya
berfikir lain, dengan menggunakan porter/ guide lokal, secara tdak langsung hal
tersebut membantu perekonomian masyarakat setempat, dan tentu saya kita tidak
usah repot mengambil air, cuci alat masak, atau bawa logistik yang cenderung
berat, jadi bisa lebih menikmati perjalanan.
Bapak Tumin sangat welcome sekali dengan kami dan kami diajak kerumahnya
untuk menginap dan beristirahat dirumahnya. Sambil istirahat kami mulai
membicarakan perjalanan ke Kerinci, saya sangat khawatir karena terakhir saya
naik gunung sudah 5 bulan lalu (itupun hanya lari- lari di gunung Batur) dan
mengingat Kerinci gunung ke-2 tertinggi di Indonesia . Jadi saya request sama
Pak Tumin untuk mendaki jam 7 pagi dengan durasi 3 hari, lalu pak Tumin dengan
santainya sambil ngopi ngomong “Ga kelamaan? Saya yakin kaki model kalian 2
hari juga nyampe”. Saya dan Luke hanya saling tatapp dan nelen ludah. Kalo
memang sanggupp 2 hari artinya saya menghemat sangat banyak waktu, disisilain
kejang- kejang nih betis kebut gunung 3805 mdpl. Setelah obrolan panjang
akhirnya kami memutuskan untuk setuju dengan saran pak Tumin.
DAY 2 LETS HIT KERINCI
Dari rumah pak Tumin kami diantar oleh ojek ke pintu rimba. Pukul 06:30
kamu memulai pedakian. Cuaca diawal pendakian cukup cerah, first impression dari Gunung ini adalah sangat menggambarkan hutan
hujan tropis khas Indonesia sekali dan baru kali ini saya naik gunung dan
sering banget ketemu sama hewan, harus saya akui barung- burung di kerinci
sangat unik dengan spesies yang beragan dan juga lucu- lucu, makanya banyak banget
bird watcher dari luar yang bela-
belain ke sini cumat buat nontonin burung. Singkat cerita waktu tempuh di hari
pertama seperti berikut;
Pintu rimba- Pos
1 : 30 menit
Pos 1- Pos 2 : 30 menit
Pos 2- Pos 3 : 40 menit
Pos 3- Shelter 1 : 1 Jam 10 menit
Shelter 1- Shelter 2 : 2,5 Jam
Shelter 2- Shelter 3 : 1,5 Jam
Pos 1- Pos 2 : 30 menit
Pos 2- Pos 3 : 40 menit
Pos 3- Shelter 1 : 1 Jam 10 menit
Shelter 1- Shelter 2 : 2,5 Jam
Shelter 2- Shelter 3 : 1,5 Jam
Kondisi cuaca saat kami mendaki sangat ga asik, becek, lumpur setengah
betis, ga ada jalan yang enak, medannya luar biasa sekali dan saya Cuma bisa
bilang “Shit! Damn! Shit!” hujan dari shlter 1 ke shelter 2. Menuju shelter 3
makin ngeselin karena saya bawa carrier 50L ini lumayan PR banget karna harus
jongkok- berdiri- jongkong sambil jalan dengan kondisi lumpur dan jalur air.
Luke orang paling kerepotan mengingat postur tubuhnya lumayan tinggi.
Manusia paling ekspresif se-Kerinci
Kami memutuskan untuk berkemah di Shelter 3 sebelum besok subuh summit attack. Sesampainya di shelter 3
kami bergegas dan mulai masak dengan insiden rambut saya KEBAKAAARRRR!!!
Siaaall! Saya tidak mengiakt rambut saya karena basah kuyub dan saya urai dengan
asumsi akan kering lebih cepat. Namun nasib berkata lain. Setelah insiden itu
karena saya ga betah akhirnya saya gunting rambut ditempat dengan gunting
victorinox HAHAHAHAHAHA.
DAY 3 SUMMIT ATTACK
Pukul 4:00 kami bergegas untuk ke puncak. Cuaca lumayan cerah berbintang,
namun ditengah perjalanan kabut mulai turun, tapi sepanjang perjalanan saya
berdoa dipuncak cerah. Perjalan menuju puncak menurut saya tidak terlalu sulit,
biapun berpasir namun pasir di gunung kerinci tidak seringkih Semeru, banyak
pijakan kokoh.
Setibanya di puncak saya tidak mendapaptkan cuaca terbaik. Tapi lumayan lah
untuk kondisi cuaca kerinci yang tidak bisa ditebak. Sesampainya dipuncak
sepertibiasa ritual saya selalu masak air panas dan minum teh dipuncak dan
tentu saya sarapan sereal dengan susu HAHAHAHAHA.
Gunung ini meninggalkan kesan yang menarik buat saya, selain salah satu seven summit, memori yang terbentuk juga
sangat indah, baru kali ini saya mendaki gunung tanpa ada rasa kesal entah itu
cape atau ada faktor yang buat saya BT, bahkan hujan- hujunan dan kaki terendam
lumpur aja masih buat saya ketawa- ketawa sambil nyanyi- nyanyi. Kalo bicara
tentang panorama dibilang indah juga menurut saya biasa aja, justru saya lebih
suka panorama dikaki gunungnya, cuma memang memacu adrenalin dan menguji
kesabaran sekali HAHAHAHA.
Dan hal yang paling saya senang adalah Pak Tumin, beliau sudah lama menjadi
guide/ porter. Baik, sangat membantu, kritis, wawasanya luas, humoris, bukan
orang yang tricky & money oriented dan tentu saya seorang bapak
yang baik. Terlihat dari keharmonisan keluarga beliau. Selama kami disana saya
merasa menjadi bagian keluarga beliau, istrinya? Jangan ditanya! Setiap hari
masakin saya sambel yang luar biasa enak banget yang ga pernah saya dapetin di
tanah jawa! Makan nasi pake sambelnya aja buat saya pengen nangis sangkin
enaknya (sumpah! Agak lebay tapi asli sih! Juara!!!!). Jadi, kalo kalian cari
porter/ guide kerinci PAK TUMIN HIGHLY RECOMMENDED!
Perjalan ini memberi kenangan manis yang baru dihidup saya. Bertemu dengan
masyarakat lokal, makan pisang goreng di warung pinggir jalan sambil ngelawak
yang lawakkannya crunchy banget sampe
minum teh talua pinang sampe eneg. Pesan saya hanya satu jika ke gunung kerinci ,jangan lupa untuk selalu SHOP LOCAL! *cheers*
RINGAKSAN:
Rumah- Soetta,
Grab :
Rp. 120.000
CGK-Kerinci : Rp. 1.500.000
Kerinci- Sungai penuh, Ojek : Rp. 20.000
Sungai penuh- Kerinci, Angkot : Rp. 15.000
Rumah pak Tumin- Pintu rimba : Rp. 15.000
Tiket masuk : Rp. 10.000 (Rp.5000/ hari)
Pintu rimba- rumah pak Tumin : Rp. 15.000
Porter : Rp. 300.000/ hari
>>>>> NO TELP PAK TUMIN 0853-7848-2978 <<<<<<
CGK-Kerinci : Rp. 1.500.000
Kerinci- Sungai penuh, Ojek : Rp. 20.000
Sungai penuh- Kerinci, Angkot : Rp. 15.000
Rumah pak Tumin- Pintu rimba : Rp. 15.000
Tiket masuk : Rp. 10.000 (Rp.5000/ hari)
Pintu rimba- rumah pak Tumin : Rp. 15.000
Porter : Rp. 300.000/ hari
>>>>> NO TELP PAK TUMIN 0853-7848-2978 <<<<<<
teh talua pinang 😀
ReplyDeletewaw
ReplyDelete