Friday, February 2, 2018

MENGEJAR BLUE FIRE KE KAWAH IJEN

Gunung Ijen yang kawahnya sering banget diperbincangkan dan diperdebatkan oleh semua umat di muka bumi. Dimulai dari blue firenya yang epic sampe mata pencaharian masyarakat lokal yang ga kalah 'epic'. Ijen merupakan gunung berapi aktif dan tambang belerang terbesar di Indonesia. Tinggi gunung ini 2.799 mdpl dengan danau kawah berwarna turquoise super cantik. Sejak dulu kawah Ijen dijadilan "lapak kerja' bagi masyarakat lokal, para penambang memasuki kawah Ijen untuk menambang sulfur kuning yang keluar dari ventilasi panas. Ga cuma jadi lapak buat masyarakat tapi juga kawah ini jadi hal menarik bagi para pelancong dari seluruh dunia. Mereka biasanya bergabung dengan Ijen Crater Tour untuk melihat the legend BLUE FIRE di malam hari dan pemandangan kawah kuning berseblahan dengan turqouise yang menakjubkan.

HOW TO GET THERE.
Gunung Ijen berada di Banyuwangi. Untuk kesini dari Jakara kalian bisa pergi menggunakan flight tujuan langsung ke Banyuwangi (Garuda Indonesia/ NAM Airlines), atau bisa juga menggunakan kereta tujuan Jogja untuk transit lalu dari Jogja langsung Banyuwangi (St. Karangasem).

WHERE TO STAY.
Untuk kalian yang low budget/ backpacker, di Banyuwangi tepatnya di depan St. Karangasem ada rumah singgah yang bisa kalian bayar seikhlasnya karena memang rumah singgah ini diperuntukan untuk para pejalan yang ingin explore Banyuwangi dengan dana terbatas sekaligus jadi wadah sebagai silaturahmi. Kamar yang sediakan ada 5 kamar dengan kapasitas 1 kamar bisa samapi 4 orang. Kalo kalian ga kebagian kamar di rumah singgah, tenang aja banyak homestay mulai dari Rp. 50.000/ malam bisa diisi sampai 4 orang juga.
Jika kalian punya budget lebih dan mau tempat yang lebih nyaman, don't be worry, Banyuwangi punya hotel berbintang yang tentunya lebih nyaman misalnya Santika Hotel atau eL Royale hotel.

TRANSPORTATION.
Di Banyuwangi udah banyak GOJEK/ GOCAR jadi ga perlu khawatir. Tapi saya lebih memilih untuk menyewa motor karena lebih hemat dan mudah. Kalian bisa menyewa motor (dengan harga Rp. 75.000/24jam) di rumah singgah (St. Karangasem) karena disitu pemiliknya punya usaha penywaan motor dan homestay juga.
Untuk kalian yang tidak mau susah kalian bisa rental mobil (wajib dengan supir) dengan harga mulai dari Rp.300.000/ 8 jam.

HIKING TO IJEN MT.
Saya berkesempatan untuk mengunjungi kawah Ijen Januari 2018 ini, saya tidak mau berekspektasi akan melihat blue fire yang ramai diperbincangkan atau melihat pemandangan kawah ijen dari pinggir bibir kawah Gunung Ijen, karena seperti yang kita tahu bahwa cuacu di bulan ini kurang OK untuk naik gunung sudah 2 hari saya di Banyuwangi dan hampir setiap hari hujan dari siang sampai malam. Cuaca terbaik untuk menikmati Ijen biasanya dibulan Mei-September.

Untuk melihat blue fire kita harus pergi tengah malam dengan asumsi pukul 01.30 dini hari kita sudah harus tiba di pos pendakian. Perjalanan ke Ijen cukup berbahaya, jalannya gelap dan berliku untuk yang skill nyetirnya buruk sebaiknya berhati- hati dan pelan- pelan saja karena memang jalanan sangat gelap, menanjak, dan banyak tikungan tajam. Jika kalian minder dan merasa tidak akan sanggup dengan medan ini kalian bisa ikut open trip atau sewa mobil + driver.

Lama perjalanan tidak terlalu lama rata- rata kita tiba dibibir kawah dalam waktu 2 jam dengan jalan santai dan istirahat di check point agak lama. Jika kalian konstan terus berjalan tanpa banyak istirahat, biasanya dalam waktu 1 jam 30 menit sudah tiba di bibir kawah, medan pendakian tegolong mudah dan cocok untuk pemula. Dari bibir kawah kita harus turun lagi ke kawah dengan medan jyang jauh lebih sulit karena licin dan berbatu, belum lagi asap sulfur yang bisa buat mata kita pedih banget dan sesak nafas (ini hal yang paling saya benci). Lama perjalaann turun sekitar 45 menit,bagi pemula dan yang jarang hiking malam disini kalian harus extra hati- hati karena jalur tidak telihat jelas dan banyak jurang yang terlihat seperti jalan. BE CAREFUL OR YOU GONNA DIE! I'M SERIOUS!!!! Kalo kata orang jawa "Alon alon bae sing penting selamet".

LUCKY SEKALI! Di musim yang kurang OK ini, saya bisa melihat blue fire yang besar dan clear sekali, padahal hari sebelumnya saya cuma dapet cerita kalau blue firenya cuma sebesar api kompor.
The power of less expectation kali ya, jadi sekalinya dapet yang segede gini kegirangan.

Blue fire yang lama diperbincangkan, blue fire ini bisa terlihat jelas hanya ketika malam hari. Namun lebih baik kalian tiba disini pukul 04.00 karena biasanya para penambang menyiram api tersebut karena mereka ma menambang sulfur yang ada di area blue fire berada.

The Eternal Flame. FYI! Blue fire ini cuma ada dua di dunia loohhh menurut salah satu jurnalis (yang melakukan investigasi) blue fire ada di Indonesia (Kawah Ijen) dan Ethiopia (bukan di iceland).

Jangan lupa untuk menyewa masker khusus (seharga Rp. 25.000) karena ini sangat membantu kalian bernafas selama di kawah. Sumpah! Selama saya naik gunung kawah ini yang buat mata saya berasa kebakar dan sistem pernafasan saya asem banget kaya dicekek. Jadi jangan cuma pake masker biasa ya!


Setelah puas melihat blue fire. pukul 04.30 Saya naik ke bibir kawah lagi, ceritanya ngejar sunrise, namun sayang ternyata sunrisenya ada di belakang bukit yang tidak bisa didaki. Akhirnya saya mengelilingi bibir kawah dan ada beberapa spot yang masih bisa melihat sedikit cahaya dan negri diatas awan.

 
Jangan puas ketika bertemu bibir kawah pertama, coba sedikit all out dan habiskan tenaga kalian untuk mengitari bibir kawah, karena beberapa spot memiliki breathaking view (dengan gunug raung di depan dan baluran dibelakang) dan spot ini cukup sepi dari pengunjng, jadi kalian bisa menikmati Ijen lebih puas.



Agak mendung tapi tetap menawan dan cantik sekali. Bersyukur sekali masih dikasih view kaya gini dimusim yang ga menentu kaya gini.

Jalur mengitari bibir kawah, tidak terlalu berbahaya dan curam. Namun harus tetap hati-hati ya!

  
Karena lagi low season jadi memang tidak terlalu banyak pengunjung, ini alasan saya mengapa saya senang traveling di 'musim sepi' karena saya benar-benar menikmati alam bukan nonton lautan manusia yang kadang-kadang agak alay (re: buang sampah sembarangan, putar musik keras-keras, vandalisme, dan sejenisnya)

Sempet deg-degan katanya suhu di bibir kawah bisa sampai 5°C, while karena tidak punya preparasi untuk naik gunung yang tinggi saya cuma bawa baju olahraga seadannya.  Tapi bersyukur saat saya kesana suhu tidak terlalu dingin mungkin hanya 12-15 °C. Mungkin karena musim hujan juga jadi tidak terlalu dinggin seperti musim panas.



Oia! Grobak- grobak yang kalian liat ini berubah fungsi jadi 'taxi'  diperuntukan untuk turis-turis yang lemah tidak kuat lagi berjalan/hiking. Jadi si turis naik ke grobak yang telah diberi busa tempat duduk dan di tarik oleh para penambang belerang yang sudah ahli profesi menjadi 'supir taxi'. Tarifnya mulai dari Rp. 400.000/ orang untuk naik dan Rp. 200.000/ orang untuk turun.

 
Meskipun berjamur taxi Ijen, tapi penambang belerang masih tetap banyak dan eksis. Biasanya belerang terseut akan dikirim ke Surabaya untuk keperluan bahan baku skin care dan kosmetik. Rata-rata penambang menambang 75kg belerang dalam 3-4 kali bulak- balik kawah. Yang buat saya sedih segaligus kaget adalah belerang yang mereka tambang hanya dihargai Rp. 1000/ kg, sangat tidak sebanding dengan resiko dan beban yang mereka hadapi.

Penambang belerang kawah Ijen merupakan pekerjaan dengan resiko cukup besar dan betaruh nyawa, bayangkan saja jika harus mengangkat beban 25-30kg naik turun kawah (dengan tingat keasaman salah satu yang tertinggi di dunia) dengan medan batu licin dan asap sulfur yang sangat tajam. May God bless them dan membukakan mata, hati, dan pikiran para kapitalis yang membeli bahan baku bertaruh nyawa seharga ale-ale.


Well, perjalanan  saya ke gunung Ijen sangat menyenangkan sekali. Perjalan ini menjadi perjalan favorit saya diawal tahun 2018 ini. Semoga kalian yang berniat kesini tetap menjaga kebersihan dan tidak menggangu habitat yang ada di Gunung Ijen. Dan jangan lupa untuk selalu SHOP LOCAL!


Rincian Biaya:

Transportasi.
FROM JAKARTA
  • By Plane
    Jakarta- Banyuwangi / Jakarta- Banyuwangi
    Garuda Indonesia : start from Rp. 700.000/ pax
    NAM Air : start from 590.000/pax
  • By Train
    Jakarta- Surabaya (transit) start form Rp. 165.000 (ekonomi)
    Surabaya- Banyuwangi start from Rp. 94.000 (ekonomi)
FROM BANDUNG
  • By Train
    Bandung- Yogyakarta (transit) start from Rp. 84.000 (ekonomi)
    Yogyakarta- Banyuwangi start from Rp. 94.000 (ekonomi)
Transportasi selama di Banyuwangi
  • Rental Motor : Rp. 75.000 (lepas kunci)
  • Rental mobil : Rp. 300.000- 500.000 (sudah termasuk bensin + supir)

Akomodasi.
Rumah Singgah : Seikhlasnya
Homestay : Start from Rp. 50.000 (area st. karangasem)
Guest house: start from Rp. 150.000
Hotel: Start from Rp. 300.000

Tiket Masuk.
Akses masuk jalan arah Ijen : Rp. 5000/ motor, Rp. 10.000/ mobil
Tiket masuk Ijen : Rp. 15.000/ wisnus, Rp. 150.000/ wisman
Parkir motor : Rp. 5.000
Guide: Start from Rp. 200.000


Contact Person:
Rumah Singgah/ Sewa Motor : Mas Rahmat 0819-1391-4231

1 comment:

  1. wawwwwww kereeeennnnn bawalah aku ke sana, biarkan sisa hari di usia senja karya Allah kunikmati. Langkah ini masih kuat menikmati indahnya alam semesta.

    ReplyDelete