Friday, October 27, 2017

Mengenal Sejarah Dengan Pergi ke Museum

HAI TEMAN- TEMAN SEBANGSA DAN SE-TANAH AIR INDONESIA !!!
Saya mau nanya! Apa cuma saya yang rela ngabisin waktu dan panas- panasan di museum? Mudah- mudahan sih engga ya. Karena dari jaman saya sekolah museum hanya dijadikan tempat  field trip sekolah yang membosankan atau paling banter jadi lokasi shooting tugas anak sekolahan.

Berbicara tentang museum pasti tidak akan lepas hubungannya dengan sejarah atau cerita masa lampau ke masa kini, kalo kata Orhan Pamuk "Real Museums are places where TIME is transformed into SPACE". Ga cuma itu pergi ke museum juga menjadi salah satu bentuk usaha kita mengenal siapa bangsa kita sebenarnya, seperti yang Soe Hok Gie juga bilang "Mencintai tanah air Indonesia dapat ditumbuhkan dengan mengenal Indonesia bersama rakyatnya dari dekat" biarpun konteks Gie dalam statement itu alasan dia naik gunung but, its OK lah maksud saya sebelas dua belas kok dengan dia *maksa*.

Minggu lalu saya pergi ke Jakarta awalnya bingung sih mau apa karena Jakarta selalu memiliki image nge-Mall, nge-Gaul, nge-Glamour. But waktu itu saya melihat bus double deck di jalan yang saya sudah tau itu bus wisata kota Jakarta yang mengatar masyarakat untuk keliling ke daerah wisata di jakarta secara GRATIS! (Terimakasih Pak Ahok! You made this city IMPROVED!) Karena itu akhirnya saya memutuskan untuk menambah wawasan saya tentang negeri yang sangat saya cintai, Indonesia dengan pergi ke beberapa museum di Jakarta. Apa saja museumnya? Lets check this out!

1. Museum Kebangkitan Nasional.
Lokasi : Jalan Abdurrahman Saleh No.26, sebelum RSPAD Gatot Subroto, Jakarta Pusat. 
Untuk yang  membawa kendaraan pribadi parkir disini ga terlalu susah karena parking areanya bisa untuk 10 mobil (termasuk di pinggir jalan).

Jam Oprasional:
Selasa - Minggu : 08:00 - 16:30
Senin dan hari libur nasional : Tutup

Harga Tiket: HARATIS alias Gratis.

Ketika saya masuk ke museum ini yang terlintas dibenak saya adalah "Ini museum kaya sekolah ya?" dan benar saja, museum ini dulunya adalah sekolah kedokteran yang didirikan oleh Belanda dengan nama STOVIA (masih ingat? hayoooo ama SMP pelajar sejarah pada tidur ya? hahaha). Koleksi di museum ini tidak jauh dari hal- hal yang berbau medis dan juga pendidikan.

Lorong waktu *loh kok kaya sinetron*

Y; Kaya SD ya!
X: Iya! SD gw kaya gini nih di St. Urs*la
Y: Sampe sekarang?
X: Iyeeeee
Y: Pasti banyak hantunya?
X: Naahhh katanya sih iya.
Y: Hiiiiiiiii...

Sial ada photo bomb diluar jendela

Seriously! Bangsal ini menyeramkan!
Diberkatilah kalian wahai dokter Indonesia yang jaga bangsal macam ini di daerah saat malam hari.
May the force be with you.

Belajar yuk! Belajar jitakin kepala orang yang isinya bubuk rengginang.

Mijetin si ibu kasian belajar dari taun 1902.

Didalam museum ini ada hall/ aula yang  bisa digunakan untuk keperluan meeting atau acara- acara tertentu (kebetulan saat saya brkunjung ada acara peresmian *entah apa* dari organisasi islam) dan juga kantin yang alakadarnya lumayan kalo tiba- tiba lapar atau haus kantin ini cukup bisa diandalkan.


2. Museum Nasional Indonesia
Lokasi : Jalan Merdeka Barat, Jakarta Pusat. 
Lokasi parkir di museum ini sangat banyak ada 2 basement yang bisa dipakai oleh pengunjung.

Jam Oprasional:
Selasa - Minggu : 09:00 - 16:00
Senin dan hari libur nasional : Tutup

Harga Tiket:
Umum          : Rp. 5000
Anak- Anak : Rp. 2000
Wisman        : Rp. 10.000


Museum ini merupakan museum pertama dan terbesar se-Asia Tenggara lho... Sumpah ini museum gede banget! Ada 2 gedung gedung Arca dan gedung lama yang terdiri dari  4 lantai di dalamnya dan rata- rata setiap lantainya menceritakan tentang sejarah budaya dan manusia di Indonesia, tapi sayang sekali saat itu gedung Arca (yang sedang hits menjadi wedding venue) sedang direnovasi  jadi saya hanya bisa pergi ke gedung lama.
Karena asik melihat- lihat dan membaca saya tidak banyak ambil foto disini.

Monumen Gajah

Gedung Arca

Sebenarnya saya super penasaran sama gedung Arca karena liat di foto orang- orang tempat ini photogenic banget, tapi apa daya lah hahaha. Setelah mengelilingi museum nasional saya memutuskan untuk parkir mobil di museum ini dan pergi ke museum lainnya dengan menggunakan bus wisata, namun sayang bus wisata saat itu rame banget dan super ngantri. Jadi karena saya tidak mau menghabiskan waktu untuk menunggu akhirnya saya memutuskan untuk naik transjakarta ke arah kota tua.

3. Museum Bank  Mandiri
Lokasi:  Jl. Lapangan Stasiun No. 1, Jakarta Barat.
Jika kamu naik transjakarta kamu bisa berhenti di halte busway "Jakarta Kota".  Tidak ada lahan parkir di museum ini.

Jam Oprasional:
Selasa - Minggu : 09:00 - 16:00
Senin dan hari libur nasional : Tutup

Harga Tiket:
Umum                                      : Rp. 10.000
Nasabah Mandiri / Mahasiswa : Rp. 5000

Layaknya bank, museum ini emang kaya bank banget dengan versi vintage dan remang- remang *loh*. Saat masuk ke museum ini nuansanya sangat tua, semua earthy colour, kayu- kayuan, dengan hall yang besar.

Koleksi di museum ini terdiri dari berbagai macam koleksi yang berkaitan dengan perbankan dari jaman nenek saya lagi gaul- gaulnya sampai berkembang dimasa saya yang lagi gaul- gaulnya, koleksi yang dimiliki mulai dari perlengkapan operasional bank, surat berharga, mata uang kuno, brandkast, dan lain-lain.

Typewriter super cool!

Berasa di sekolahan juga

Halaman Belakang

Berasa di gereja hahaha

Bagian depan

Ini hal yang paling saya suka!! Lift jaman dulu banget cuma mengantarkan ke 3 lantai dan sumpah aslinya ini lebih keren.

Overall, saya sih kesannya biasa aja sama museum ini, gedungnya tua dan beberapa area sangat tidak terawat dan cenderung menyeramkan. Mungkin banker akan lebih tertarik kali ya, karena memang museum ini memperlihatkan alat- alat banking dari masa ke masa, dari ATM jaman ultraman silat sampe bisa breakdance, begitupun dengan brandkast yang ukuran biji cabe sampe segede cabe- cabean.


4. Museum Bank Indonesia
Lokasi:
Jl. Pintu Besar Utara No. 3, Jakarta Barat
Lahan parkir disini cukup luas bisa masuk untuk puluhan mobil. Lokasi bersebelahan dengan museum Bank Mandiri.

Jam Oprasional:
Selasa - Jumat   : 07:30 - 15:30
Sabtu - Minggu : 08.00 - 16.00
Senin dan hari libur nasional : Tutup

Harga Tiket:
Umum                      : Rp. 5.000
Pelajar/ Mahasiswa  : GRATIS

Berbeda dengan museum Bank Mandiri yang cenderung tua, museum ini justru terlihat mengikuti perkembangan zaman yang semakin hi- tech ketika masuk museum ini kesan pertama yang saya dapat adalah penuh, ngantri, dan ribet. Jadi ketika saya mau masuk ternyata museum ini dikuota jadi ketika kapasitanya penuh otomatis pengunjung harus waiting list untuk masuk karena saya berfikir akan lama jadi saya memutuskan untuk makan siang dulu di cafe di area dalam museum. Setelah makan siang akhirnya saya kembali ke museum dengan antrian yang tidak sebanyak tadi lalu masuk kedalam dan membayar tiket masuk.
Di museum ini kita sama sekali tidak diperbolehkan membawa tas, jadi ini cukup buat saya ribet berhubung isi tas saya adalah nyawa saya maka barang berharga harus saya keluarkan dan tenteng kemana- mana, ah! merepotkan!

Lunch saya siang itu. Gado- gado! Jakarta banget ya?

Di dalam gedung.


Museum ini saat weekend laris dijadikan venue wedding outdoor


Ini bagian yang paling saya suka di Museum ini! Cara menyampaikan sejarah dengan komik!
Saya suka sekali konsep ini, membuat anak- anak (dan si pemalas baca) mau membaca dan sangat mudah dicerna.
Art make everything so much better and easier.  WE NEED ALOT OF ARTIST IN THIS WORLD.


Museum ini menceritakan tentang perkembangan ekomoni indonesia, membahas berbagai macam mata uang. Di bandingkan dengan Museum Bank Mandiri, museum ini cenderung informatif dengan pengemasan yang menarik serta mudah dipahami. Design interiornya bagus dan alur 'cerita' museumnya pun sangan asik diikuti. Jika kamu mau ke museum di Jakarta, museum ini harus menjadi salah satu destinasi dilist kamu.

Dari empat museum yang saya kunjungi, yang paling saya suka adalah museum Bank Indonesia, biarpun agak ribet tapi museum ini worth it untuk dikunjungi. Setelah selesai mengunjungi museum Bank Indonesia, saya bergegas kembali ke museum nasional untuk ambil mobil, karena waktu parkir hanya sampai jam 5 sore.

Harapan saya untuk museum di Indonesia, semoga museum Indonesia mau berbenah diri dan terus melestarikan sejarah juga mengemas sejarah menjadi hal yang menarik karena seperti yang kita tahu bahwa museum tidak lepas dari kesan kotor, panas, tua, kusam, tidak terawat, dan sering kali tidak terlalu informatif yang menyebabkan masyarakat enggan mengunjungi museum, padahal dengan ke museum kita akan tahu sejarah, identitas bangsa, mengenal negara, dan tentu memupuk rasa nasionalisme rakyatnya. Peduli terhadap sejarah merupakan hal yang penting agar kita sadar betapa berharganya kita berdiri di tanah merdeka, Indonesia.

So!!! Seberapa jauh kamu mengenal bangsa dan negara mu?







NB: Karena trip ini dadakan, jadi saya mengambil gambar hanya dengan kamera handphone. Tidak ada preparasi jadi tidak bawa kamera yang proper untuk ambil gambar. HAHAHAHAHAHAHAHA