Thursday, August 11, 2016

Explore Tambora (PART 1 of 2)

Hai! Sudah lama ga blogging, kali ini saya mau cerita tentang perjalanan saya ke bagian timur Indonesia. This trip was an epic trip in my life. It was totally different with my usual trip.

So.... setelah menuggu (dan menabung) lama untuk trip ini akhirnya saya bisa mencentang bucket list saya. Selama 2 minggu saya menyiapkan perjalanan ini, mulai dari tiket pesawat sampai beli kamera baru LOL, kenapa beli kamera baru? karena saya males bawa kamera segede gaban so saya dan Tito berinisiatif untuk mencari kamera pocket dengan kualitas yang ga kalah bagusnya sama kamera segede gaban.

Setelah perdebatan yang agak alot akhirnya kami memutuskan berangkat tanggal 11 Juli 2016, sekitar  minggu setelah lebaran. Kami menggunakan CITILINK dan mendapatkan harga Rp. 850.000/  pax tidak terlalu mahal harga tersebut setelah dipotong dengan kode promo traveloka hahaha. Perjalanan kami mulai terbang dari bandung pukul 07.25 WIB dan transit di Surabaya dari pukul 09.00 WIB dan akan terbang kembali pukul 15. 25 dengan tujuan akhir ke Lombok yang akan tiba pada pukul 17.35 WIB. Ini memang perjalananan yang cukup panjang mengingat kami flight dari Bandung dan memang kami harus transit ke lombok/ bali untuk menuju bima.


Sesampainya di Lombok kami keluar airport dengan menggunakan Bis Damri arah mataram yang jauh lebih ekonomis dibandingkan sewa mobil ataupun taxi. Damri dari airport ke mataram memakan waktu 1 jam dan tarifnya hanya Rp. 25.000. Namun kami berhenti di dekat airport menuju Grand Royal B.I.L Lombok untuk stay, mengapa disini karena ke esokan harinya kamu harus melanjutkan perjalanan ke Bima pukul 06. 25 WITA

Tanggal 12 Juli 2016 kami diantar oleh shuttle airport yang disediakan oleh hotel dan flight ke Bima dengan menggunakan pesawat Explore Garuda Indonesia yang kami dapatkan dengan harga Rp. 550.000/ pax. Perjalanan ini seharusnya hanya 55 menit saja, namun karena sulitnya mendarat di Bima kami harus terus mengudara hingga pukul 09. 15 WITA. Sempat terancam tidak bisa mendarat namun akhirnya Pilot memutuskan untuk mencoba mendarat dan akhirnya mendarat lah kami di bandara yang bisa saya sebut lebih mirip terminal bus.

View Tambora yang SUPER HUGE!



Penampakan masuk Airport

Dalam airport (Pengambilan bagasi)

Ruang tunggu (halaaahh hahaha)

Sesampainya di Bima, kami sedikit bingung dengan kendaraan yang harus kami gunakan untuk menuju dompu, mengingat bis dari bima ke desa calabai hanya 1 kali dalam sehari dan itupun pukul 7 pagi. Akhirnya kami memutuskan untuk beli teh di kantin airport sambil berfikir harus bagaimana, menyewa mobil ke dompu tarifnya menyebalkan, bisa sampai 500.000/ trip. Haduh! Seorang Lysa mana mau bayar Rp. 500.000 hanya untuk perjalanan darat yang kurang lebih cuma 1 jam hahaha. Setelah lama diam, saya memberanikan diri untuk mengobrol dengan bapak di sebelah saya yang ternyata seorang pengurus Taman Nasional Gunung Tambora. Yipiiiiiii! Dan mungkin dia tau kami kebingungan akhirnya beliau menawarkan kami untuk pergi bersama ke Dompu karena baliau kebetulan sedang menjemput temannya dan akan pergi ke Dompu.

Sesampainya di dompu, kami pergi ke daerah pasar untuk mencari tabung gas, karena gas kami disita oleh petugas bandara di Lombok,(sial! padahal dari Bandung bisa lolos sampe ke Lombok). Saya sedikit emosi karena SUMPAH! Ini pulau panas banget! Sampai akhirnya kami menemukan gas di satu- satunya toko kelontongan yang menjual gas!

Sesamainya di terminal, kami beristirahan sebentar dan makan siang,untuk orang dari pulau jawa, jangan kaget dengan masyarakat disini, ngomongnya ga nyantai tjoy! Saya sempet syok karena orang- orang sekitar saya seperti marah- marah sama saya, namun setelah diberitahu oleh seorang ibu warung yang sempat merantau (dan lebih halus cara bicaranya ) akhirnya saya mengerti dan mulai terbiasa dengan orang- orang yang ngomongnya teriak- teriak ahahahaha.

Pukul 15.00 WITA kami menaiki bus 3/4 dari terminal dompu ke desa pancasila. Jangan pernah berekspektasi bis bagus, nyaman, bersih, dan ber-AC di kota ini. Kalau pun ada itu hanya tujuan ke luar pulau atau paling dekat sumbawa besar. Tarif bis ini Rp. 50.000, perjalanan ditempuh -/+ 5 jam. Kami memilih untuk duduk diatas bus karena Tito bilang pemandangan selama ke desa pancasila akan menyenangkan. Cuaca cerah dan saya bahagia sekali karena ini pertama kalinya saya melihat padang savana TANPA SAMPAH, hijau, sapi berkeliaran, jarang penduduk dan ditepi pantai dengan suguhan langit biru. I would say this is a heaven on earth!
Terminal dompu dan itu Bis yang kita pakai!!

Di dalam  Bis. SUM-PEK.

Anggep aja naik hartop wakakak

Panorama khas Sumbawa

Sapi everywhere. :D

Who Can stand whith this stunning view?

Savana sepanjang jalan (kenangan)

Maghrib datang akhirnya kami  memutuskan untuk turun ke bawah, karena di dalam bis juga sudah mulai kosong penumpang, tertidur karena kelelahan, kami dibangunkan oleh kenek bis dan kami tiba di Desa Pancasila dan tepat di depan pos pendaftaran Tambora atau lebih tepatnya rumah Bang Saiful, orang yang bertanggung jawab atas semua registrasi masuk Tambora. Karena sudah malam kami menginap di tempat penginapan Bang Ipul dengan tarif Rp.100.000/room/ night yang bisa diisi hingga 4 orang, sebenarnya ini opsional hanya saja karena perjalanan jauh kami memilih untuk tinggal dikamar ini dan enggan membuka tenda karena males packing hahahaha.


Summary:
Bandung- Lombok (07.25 WIB) = Citilink Rp. 850.000
B.I.L- Hotel (Tiap jam ada) = Damri Rp. 25.000
Lombok- Bima (06.25 WITA) = Garuda Indonesia Rp. 550.000
Bima- Dompu = Gratis!!! (Hanya ada 2x dalam sehari)
Bis Dompu- Desa Pancasila (15.00) = Rp. 50.000 (hanya ada 1x dalam sehari)
Hotel di Lombok = Rp. 3xx.000/r/n (lupa tepatnya)
Penginapan di Pancasila = Rp. 100.000/r/n

Siapa tau mau booking porter bisa kontak ke:
CP: 082340693138 (Bang Syaiful – Base Camp Desa Pancasila)



To be Continued.

No comments:

Post a Comment